Kamis, 30 April 2009

Chrysophyta

Nama Chrysophyta berasal dari bahasa yunani yaitu Chryos yang berarti emas. Chrysophyta adalah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya.

Ciri-Ciri Umum:
1.
Dinding sel sebagian besar tersusun dari silikat.
2.
Sel terdiri dari 2 bagian, tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), yang pinggir dari tutupnya agak melebihi ukuran pinggiran wadahnya (overlapping).
3.
Pigmen-pigmen terdiri dari chlorophil a, c, b carotene, xanthofil (vialoxanthin, diatixanthin, diadinoxanthin) yang warnanya agak kuning keemasan sehingga sering disebut alga keemasan.
4.
Macam-macam makanan cadangan hampir sama terdiri dari leukosin (karbohidrat) dan minyak (lemak) yang agak kuning warnanya.
5.
Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama panjang).

6. Paling berperan sebagai plankton dan merupakan produsen utama di laut.

Habitat

Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.

Struktur Tubuh

Bentuk tubuh Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Pigmen Chrysophyta berwarna keemasan, warna keemasan pada Chrysophyta disebabkan oleh karoten dan xantofil. Di samping itu Chrysophyta mempunyai pigmen fotosintesis termasuk klorofil dan karotenoid seperti fukoxantin dan diadinoxantin. Chrysophyta memiliki klorofil A dan C dan klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran.

Susunan tubuh:

· Xantophyceae ada 3 bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (botrydiopsis), berbentuk filamen (tribonema), berbentuk tubular/tidak terbatas (vaucheria).

· Chrysophyceae ada 2 bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (ochroi), berbentuk koloni (synura d).

· Bacillariophyceae: berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).

Cadangan Makanan

Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung krisolaminarin. Dan bahan simpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) dan kanjinya tidak menimbun.

Struktur Sel

· Dinding sel

Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.

· Isi sel

> Xantophyceae

Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, β karoten, xantofil.

> Chrysophyceae

Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.

> Bacillariophyceae

Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β karotin, xantofil.

· Kloroplas

Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.

· Ribosom

Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.

· Alat gerak

Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.

· Vakuola kontraktil

Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.

· Badan Golgi

Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.

· Nukleus

Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.

Perkembangbiakan

Secara umum perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2 macam yaitu: 1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru). 2). Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora (tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin).

· Perkembangbiakan Xantophyceae dengan cara vegetatif yaitu pembelahan sel dan fragmentasi secara sporik, dengan pembentukan zoopora misalnya tribonema. Dengan cara pembentukan aplanospora contohnya botrydium, secara gametik dengan oogamet contoh vaucheria dan isogamete contohnya adalah botrydium.

· Perkembangbiakan Chrysophyceae yang dilakukan scara vegetative dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi ada dua macam yaitu:
a) Koloni memisah menjadi 2 bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru. b) sporik dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak berflagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada crysophyta, khususnya pada kelas chrysophyceae dengan membentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau poredan ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin. Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu: ada yang berdinding halus, berornamen, dan berduri ketiga bentuk tersebut dapat diketemukan pada genus yang non motil. Contohnya : chysomonadales. Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu: flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat selanjutnya flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik. Yang terpisah hanya bagian membran plasma dari bagian periferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membran plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang.

· Perkembangbiakan Bacillariophyceae ssecara vegetatif dengan cara pembelahan sel, dan secara gametik dengan membentuk auxospora, dengan cara: partegenesis, pedogami, konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.

Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae), Kelas alga keemasan (Chrysophyceae), Kelas Diatom (Bacillariophyceae).

a. Xanthophyceae

Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru. Banyak genus ini yang saprofitik ialah Chloromoeba artinya amoeba yang berwarna hijau, dapat bergerak seperti amoeba biasa (protozoa) dan menangkap makanan dari lingkungannya. Stadia generatif seperti zoospora mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjang dan bentuknya ada 2 macam, yaitu tinsel-type yang pada flagelnya ada rambut halus dan whiplash-type yang bentuknya seperti cambuk. Jenis Botryococcus hanya mempunyai 1 spesies yaitu Botryococcus braunii Kutz, merupakan kosmopolit, termasuk ordo Heterocapsinae dari kelas Xantophyceae. Spesies ini tidak menguntungkan bagi ikan, karena sukar dicerna.

b. Chrysophyceae

Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura. Genus-genus yang mempunyai peranan penting ialah Coccolith spp., Synura spp., Chrysamoeba. Genus Coccolith berukuran sangat kecil (0,5 mm), berdinding kapur, dan dapat ditemukan sebagai tanah kokolit yang tebal pada dasar laut yang tidak begitu dalam, sebagai makanan ikan tidak begitu penting. Genus Synura merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang berflagel. Genus Chrysamoeba, bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai sedikit klorofil dan hidup seperti Amoeba biasa, dapat mengambil makanan seperti Rhizopoda, tetapi cara hidupnya seperti spesies-spesies yang holofitik, jadi menurut sistematika tetap suatu saprofitik tipe dari Chrysophyceae.

c. Bacillariophycae (Diatomae)

Diatomae banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau parit. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Diatom sebagai plankton mempunyai peranan penting untuk perikanan karena fitoplankton di laut terdiri atas diatom. Bacillariophycae berarti bentuknya seperti batang (bacil). Tapi ada juga yang bentuknya tidak seperti batang, yaitu Surirella dan Biddulphia.

Habitatnya di dalam air sebagai fitoplankton, pada dasar perairan (yang masih dapat disinari) sebagai bentos atau menempel pada benda lain (hidup atau mati) sebagai perifiton. Dinding-dindingnya sangat keras dan tidak dapat membusuk atau larut dalam air, tetapi karena strukturnya poreus, dan terdiri dari tutup dan wadah yang membuka, amka enzim-enzim dapat melarutkan isi-isi sel diatom. Dindingnya juga tidak diliputi oleh lendir yang tebal. Diatom dimakan oleh ikan-ikan yang baru menetas dan juga oleh zooplankton seperti Calanus.

Pada umumnya, mendeterminasi diatom air laut agak lebih mudah daripada diatom air tawar, karena diatom air laut mempunyai setae yang spesifik bentuknya, sedangkan diatom air tawar harus melihat sculpture pada dinding-dindingnya. Navicula, spesies yang paling sederhana bentuknya kira-kira ada 100 spesies, tiap spesies ditentukan oleh faktor panjang-lebar dan macam-macam garis yang ada pada tutupnya (raphe side) atau sculpture yang ada di sisinya (lateral side atau girdle side). Navicula selalu terlihat mirip dengan bentuk perahu.

Terjadinya tanah diatom sebagai plankton di laut dan danau jika mati atau keluar dari tubuh segala macam konsumen akan mengendap di dasar laut atau danau dan berada di sana sampai jutaan tahun tanpa membusuk atau berubah struktur dindingnya. Dinding diatom mengandung 100% silikat, sehingga tidak dapat hancur atau busuk.

Tanah diatom yang sudah tua, warnanya putih dan bersih dari detritus. Jika warnanya keabu-abuan, berarti tanah diatom masih muda, di antara spesimen-spesimen masih banyak terdapat detritus, sehingga perlu dibersihkan dulu sebelum digunakan untuk keperluan industri. Kegunaan tanah diatom adalah:

a) Bahan-bahan bangunan seperti bata dan genteng.

b) Bahan isolator karena tahan panas, dipakai dalam industri listrik dan sebagainya.

c) Sebagai absorban untuk dinamit.

d) Sebagai bahan kimia (silikat murni).

e) Untuk bahan campuran tapal gigi dan sebagainya.

f) Sebagai medium filter untuk kolam renang, air minum, tangki ikan, bir, wine, sirup, gula, kertas, cat, keramik, sabun, dan deterjen.

g) Sebagai alat penggosok untuk pasta gigi, amplas, dan facial scrub.

h) Sebagai insektisida karena dapat menyerap lemak lapisan terluar yang mengandung lilin dari eksoskeleton serangga.

i) Sebagai bahan hidroponik, pengganti tanah atau campurannya.

Diatom berkembang biak melalui pembelahan diri dan konjugasi. Pada proses pembelahan diri, sesudah intinya menjadi dua tutup dan wadahnya mulai berpisah masing-masing membawa spora dari protoplasma. Sesudah itu masing-masing belahan membuat dinding baru begitu rupa sehingga dinding yang baru dibuat menjadi wadah-wadahnya. Dengan cara membelah diri ini, maka ada spesimen-spesimen baru yang besarnya selalu sama dengan induknya, akan tetapi ada spesimen-spesimen yang menjadi lebih kecil sampai ukuran terbatas. Spesimen-spesimen yang mencapai ukuran terkecil ini harus mengadakan konjugasi. Gumpalan protoplasma dari hasil bercampurnya 2 protoplasma ini membesar sampai ukuran protoplasma dari induknya semula dan sesudah itu protoplasma ini membuat hipoteka dan epiteka dengan ukuran-ukuran yang sama dengan induknya tadi.

Genus diatom yang penting darat, Surirella mempunyai sculpture yang indah, merupakan spesimen diatom air tawar yang terbesar. Ada spesies-spesies yang hidup sebagai plankton dan ada spesies-spesies yang merupakan bentos. Genus Gyrosigma dan Pleurosigma sering ditemukan sebagai bentos si tambang-tambang yang sudah dikeringakn dan diberi air untuk pertama kali.

Diatom dibagi menjadi 2 ordo:

1. Pennales

Subordo:

1) Araphidinae

Tidak mempunyai raphe.

Famili Fragilariaceae

Genus Fragilaria, Tabellaria

2) Raphidiodineae

Raphe rudimen pada ujung valve.

Famili Eunotiaceae

Genus Eunotia

3) Monoraphidineae

Raphe pada salah satu valve yang tidak ada raphe.

Famili Achnathaceae

Genus Achnanthes, Coconeis

4) Biraphidineae

Raphe pada kedua valve.

Famili Naviculaceae

Genus Navicula

Famili:

1) Epithemiaceae

Genus Epithemium

2) Nitzschiaceae

Genus Nitzschia

3) Surirellaceae

Genus Surirella

Sebagian besar hidup di air tawar sebagai plankton, perifiton, atau bentos. Tutup dan wadahnya ada raphe yaitu suatu lubang yang memanjang dari ujung ke ujung sel, dimana lendir dari dalam sel dapat keluar. Tidak mempunyai setae (bentuk umunya simetri bilateral). Jika ada substrat, dapat bergerak maju dan mundur, khusunya golongan benthal, misalnya pada dasar kolam, sawah, dan sebagainya. Mempunyai bentuk agak panjang, uniseluler. Bentuk tutup dan wadahnya menjadi penentu dalam menentukan nama Latinnya.

Genus yang kosmopolitan ialah Navicula, Gomphonema, Cymbella, Cocconeus, Surirella, Eunotia, Pinnularia, Phopaloidea, Nitzschia, Epithemia, Asterionella, Synedra, Gyrosigma, Pleurosigma, dan lain-lain. Jenis-jenis Pleurosigma dan Gyrosigma bentuk raphe sidenya hampir sama yaitu sigmoid (seperti bentuk huruf S) tetapi sculpturenya berlainan. Pada Gyrosigma garis-garisnya memotong dalam siku-siku 90o, sedangkan pada Pleurosigma garis-garisnya tidak memotong dalam siku-siku 90o.

2. Centrales

Famili:

1) Coscinodiscaceae

Genus Coscinodiscus, Melosira, Skeletonema

2) Actinodiscaceae

Genus Actinodiscus, Stictodiscus

3) Soleniaceae

Genus Rhizosolenia, Lauderia

4) Chaetoceraceae

Genus Chaetoceros

5) Biddulphiaceae

Genus Biddulphia, Lithodesmium

Tidak mempunyai raphe dan bentuk tutup serta wadahnya agak bundar seperti lingkaran dan ada gambaran-gambaran atau struktur yang sifatnya sentrik. Sebagian besar hidup di laut sebagaiplankton, jika harus melayang maka sel-sel bergandengan merupakan koloni, dan mempunyai bentuk sentae yang beraneka macam, panjang dan berduri, agar mudah melayang. Diatom ini biasanya berwarna agak kuning coklat karenabanyak mengandung carotene dan xantofil.

Genus yang kosmopolitan ialah Chaetoceros, Eucampia, Skeletonema, Nitzschia, Gyrosigma, Rhizosolenia, Biddulphia, Dytilum, Stephanodiscus, Coscinodiscus, Melosira, Bacteriastrum, dan Thalassiothrix. Bentuk Coscinodiscus seperti petri dish, dan pada wadah serta tutupnya terdapat sculpture yang beraneka warna dan berguna untuk menentukan nama Latinnya (determinasi).

1 komentar: